Melakukan Shatpavali, Aktifitas Yang Jika Dilalkuakn Dengan Benar Saat Usai Makan Bisa Membut Kita Sehat

Jakarta - Tidak banyak yang tahu bahwa jalan kaki tipis-tipis setelah makan bisa mendatangkan keajaiban amat besar bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Di India, kegiatan tersebut dikenal dengan Shatpavali. Yang jika dilakukan dengan benar tiap kali selesai makan, membantu kita tetap bugar dan sehat. Shatpavali-- yang jika diartikan berjalan (pavali) 100 langkah (shat)-- setelah makan siang dan makan malam berguna meningkatkan kesehatan tubuh.

Seorang ahli Ayurveda-- pengobatan tradisional tertua di India-- Dr Nitika Kohli, menjelaskan, jalan kaki selama 15 menit yang dilakukan tak lama setelah makan, bantu kita menjaga kesehatan dan mencegah berbagai komplikasi kesehatan.

Shatpavali atau Jalan Kaki Setelah Makan

Situs WebMD menjelaskan bahwa pengobatan Ayurveda didasarkan pada kepercayaan bahwa kesehatan seseorang tergantung pada pikiran, tubuh, dan jiwa. Di situ tertulis juga bahwa tujuan dari Ayurveda bukan untuk memerangi penyakit, tapi untuk meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.

Itu disebabkan jalan kaki berguna untuk menyehatkan sistem pencernaan, membantu metabolisme makanan, dan menghilangkan rasa malas yang kerap muncul sehabis makan. Namun, Nitika, mengingatkan, untuk tidak jalan cepat setelah makan karena dapat meningkatkan hawa panas di dalam tubuh. Sehingga, Shatpavali adalah yang terbaik.

Cara Sehat Lainnya

Di sisi lain, Nitika memberika tips agar tubuh lebih sehat dan bugar, seperti dikutip dari situs Times of India pada Selasa, 16 November 2021.

- Perhatikan kualitas tidur

- Kelola stres dan cemas

- Makan makanan seimbang

- Tetap aktif secara fisik

- Minum secangkir teh hijau setiap hari

- Jangan duduk terlalu lama

- Hentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Penyakit Lupus? Berikut Penjelasannya

Jakarta - Penyakit lupus tidak bisa disembuhkan meski begitu perlu mendapatkan pengobatan untuk meringankan gejala. Penyakit lupus adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang sel, jaringan, dan body organ tubuh yang sehat. Kondisi ini menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, hingga otak. "Walau tidak dapat disembuhkan, pengobatan lupus dapat meringankan gejala, membantu mencegah kekambuhan penyakit, dan meminimalkan risiko kerusakan yang terjadi pada organ,"jelas dr. Nia Kurniati, Sp A( K), pada virtual launch LupusKu, senin (8/11/2021). Perkembangan penyakit lupus word play here bisa berubah-ubah, sehingga pilihan obat dan cara pengobatan pada satu pasien yang sama pun dapat berganti seiring berjalannya waktu. Hal ini akan disesuaikan dengan gejala dan tingkat keparahan penyakit. Penanganan Penyakit Lupus Penanganan untuk masalah lupus bergantung pada gejala dan keluhan yang dialami. Dikutip dari Klikdokter, pengoba...
Baca selengkapnya

Mengetahui Perkembangan Kemampuan Berbicara Bayi Menurut Usia

Jakarta - Sejak lahir, bayi sudah bisa menghasilkan sejumlah suara-suara. Hal ini bisa berupa sejumlah ucapan yang keluar serta bahkan menangis pada bayi. Perkembangan suara dari bayi ini biasanya bakal berujung hingga mereka mulai berbicara. Kata-kate pertama yang bisa mereka ucapkan biasanya bakal muncul pada saat mulai berusia di atas satu tahun. Kata pertama yang keluar dari bayi ini merupakan tahapan penting dan bisa membuat orangtua jadi sangat senang. Seiring waktu, bahasa mereka juga bakal berkembang sesuai usia. Pada setiap bayi, tahapan berbicara mereka bisa sangat berbeda-beda satu sama lain. Oleh karena itu, tidak perlu bagi orangtua untuk membanding-bandingkan anak satu dengan anak lain. Walau berbeda-beda, pada setiap anak terdapat tahapan berbicara yang bisa diketahui. Dilansir dari Healthline, berikut tahapan perkembangan anak seiring perkembangan usia. Sebelum Usia 1 Tahun   Usia 0 Hingga 6 Bulan Pada usia 0 hingga 6 bulan, bayi biasanya bergumam...
Baca selengkapnya

Mengetahui Gejala Kanker Paru Dari Cerita Seorang Pengindap Penyakit Paru

Jakarta - Kita semua mungkin tahu bahwa biaya pengobatan penyakit berat seperti kanker paru tidaklah kecil. Hal tersebut pun dituturkan oleh salah seorang penyintas kanker paru Yannes Solihin. Sejak didiagnosis kanker paru pada Juli 2020, Yannes telah mengeluarkan uang sekitar Rp600 juta untuk pengobatannya. Tentu bukan nominal yang kecil yang dikeluarkan dalam setahun. "Karena kan sekali kemoterapi yang terakhir ini saya bisa 30 juta rata-rata,"ujar Yannes dalam diskusi virtual bertema Urgensi Pasien Kanker Paru Terhadap Akses Pengobatan Inovatif, Selasa (23/11/2021). Yannes, mengatakan, meskipun ada asuransi yang digunakan, biaya pengobatan kanker paru yang diidapnya pun tak sepenuhnya ditanggung. Sehingga dia pun harus mengeluarkan uang sendiri untuk sisa pembayarannya. Terlebih, kanker paru yang dimiliki Yannes sudah mencapai stadium empat atau masuk dalam kategori kronis. Artinya, Yannes pun harus melakukan terapi dan mengonsumsi obat-obatan secara ru...
Baca selengkapnya