Mengetahui Gejala Kanker Paru Dari Cerita Seorang Pengindap Penyakit Paru
Jakarta - Kita semua mungkin tahu bahwa biaya pengobatan penyakit berat seperti
kanker paru tidaklah kecil. Hal tersebut pun dituturkan oleh salah
seorang penyintas kanker paru Yannes Solihin.
Sejak didiagnosis kanker paru pada Juli 2020, Yannes telah mengeluarkan
uang sekitar Rp600 juta untuk pengobatannya. Tentu bukan nominal yang
kecil yang dikeluarkan dalam setahun.
"Karena kan sekali kemoterapi yang terakhir ini saya bisa 30 juta
rata-rata,"ujar Yannes dalam diskusi virtual bertema Urgensi Pasien
Kanker Paru Terhadap Akses Pengobatan Inovatif, Selasa (23/11/2021).
Yannes, mengatakan, meskipun ada asuransi yang digunakan, biaya
pengobatan kanker paru yang diidapnya pun tak sepenuhnya ditanggung.
Sehingga dia pun harus mengeluarkan uang sendiri untuk sisa
pembayarannya.
Terlebih, kanker paru yang dimiliki Yannes sudah mencapai stadium empat
atau masuk dalam kategori kronis. Artinya, Yannes pun harus
melakukan terapi dan mengonsumsi obat-obatan secara rutin dalam jangka
waktu panjang.
"Obat-obatan kemoterapi atau imunoterapi bisa puluhan juta. Kalau dua
tahun saja, bisa mencapai milyaran. Jadi, harapan kami tentunya
pemerintah, minta perhatian lebih lagi,"kata Yannes.
"Terutama untuk pemangku keputusan, ke depannya mungkin bisa kerja sama
dengan pabrik obat karena pengobatan kanker paru sangat mahal,"dia
menambahkan.
Gejala awal
Dalam kesempatan tersebut, Yannes mengungkapkan bahwa pada awalnya dia
sering merasakan sakit pada dada sebelah kiri bawah. Dia pun
sempat mengira ada permasalahan pada jantungnya dan berfokus pada
pengobatan jantung.
Namun, dokter spesialis jantung justru mengatakan tidak ada masalah
apapun pada jantung Yannes. Tak lama setelahnya, dia melakukan kontrol
pada dokter umum dan dirujuk pada dokter spesialis paru.
"Waktu itu dokter hanya memanggil istri saya masuk ke ruangan dokter.
Saya agak heran kenapa yang dipanggil hanya istri saya, saya bergegas
masuk,"kata Yannes.
"Dokter itu mengatakan bahwa saya divonis kanker paru-paru arena empat
dan sudah menyebar ke mana-mana. Saya kaget luar biasa dan malahan istri
saya di depan dokter menangis tersedu-sedu,"dia menambahkan.
Pada saat itu, lanjut Yannes, dia pun tak merasa ada harapan karena
arena yang dimilikinya cukup tinggi. Mengingat apalagi kanker paru juga
membutuhkan biaya tinggi dan penyembuhan yang cukup sulit.
Komentar
Posting Komentar